Nanti (Ketika Aku dan Kau Beriringan)

Aku dan kau diciptakan beriringan.

Kau pertama, aku kedua.

Tapi sayangnya, kita tidak ditakdirkan untuk bersamaan.

Ketika itu kau berjalan menghampiriku.

Duniaku berguncang, berteriak kegirangan karenamu.

Kau tidak tahu kan? Ya, pasti kau tak berminat untuk tahu.

Tapi, jika kau memutuskan untuk pergi, bersediakah kau untuk kembali?

Waktu itu, kau bertanya yang mana akan kupilih, masa lalu atau masa kini?

Dengan segenap kepercayaan, aku menjawab masa kini.

Aku tak ingin ingat mengapa aku mencintaimu.

Aku tak ingin ingat kenapa kau yang hadir dalam hidupku.

Aku juga tak ingin ingat seperti apa kau dulu.

Karena itu menyesakkan.

”Maka dari itu aku memilih masa kini. Aku hanya ingin ingat sekarang, kau mencintaiku. Aku hanya ingin ingat rasa tulus hatimu. Aku hanya ingin ingat bagaimana hati kita bisa bertaut jadi satu. Aku hanya ingin ingat itu, hanya itu”

”jadi jika kukatakan padamu sekarang betapa aku mencintaimu, apa kau percaya?”

”menurutmu?”

Aku tersenyum. Angin sore itu sepoi-sepoi, seakan tahu bagaimana cara menerjemahkan jawabanku. Bunga-bunga yang mulai bermekaran pun mengerti apa yang kumaksud. Terimakasih Tuhan, sekali lagi kau pertemukan aku dengannya. Terimakasih.

Leave a comment